Kamis, 24 Juni 2010

Siapakah Yesus Kristus?

Mengapa Yesus disebut Putra ”sulung” Allah? (1)
Mengapa ia disebut ”Firman”? (1)
Mengapa Yesus datang ke bumi sebagai manusia? (2-4)
Mengapa ia mengadakan mukjizat-mukjizat? (5)
Apa yang akan Yesus lakukan dalam waktu dekat di masa depan? (6)

1. Yesus tinggal di surga sebagai pribadi roh sebelum ia datang ke bumi. Ia adalah ciptaan pertama dari Allah, dengan demikian ia disebut Putra ”sulung” Allah. (Kolose 1:15; Penyingkapan 3:14) Yesus adalah satu-satunya Putra yang Allah ciptakan sendiri. Yehuwa menggunakan pramanusia Yesus sebagai ”pekerja ahli”-Nya dalam menciptakan semua hal lain di surga dan di bumi. (Amsal 8:22-31, NW; Kolose 1:16, 17) Allah juga menggunakan dia sebagai juru bicara utama-Nya. Itu sebabnya Yesus disebut ”Firman”.—Yohanes 1:1-3; Penyingkapan 19:13.

2. Allah mengutus Putra-Nya ke bumi dengan memindahkan kehidupannya ke rahim Maria. Jadi Yesus tidak mempunyai ayah manusia. Itu sebabnya ia tidak mewarisi dosa apa pun atau ketidaksempurnaan. Allah mengutus Yesus ke bumi untuk tiga alasan: (1) Mengajar kita kebenaran tentang Allah (Yohanes 18:37), (2) memelihara integritas yang sempurna, menyediakan suatu model bagi kita untuk diikuti (1 Petrus 2:21), dan (3) mengorbankan kehidupannya untuk membebaskan kita dari dosa dan kematian. Mengapa ini dibutuhkan?— Matius 20:28.

3. Dengan tidak menaati perintah Allah, manusia pertama, Adam, melakukan apa yang Alkitab sebut ”dosa”. Maka Allah menghukum mati dia. (Kejadian 3:17-19) Ia tidak lagi memenuhi standar-standar Allah, maka ia tidak sempurna lagi. Lambat laun ia menjadi tua dan mati. Adam mewariskan dosa kepada semua anak-anaknya. Itu sebabnya kita juga menjadi tua, sakit, dan mati. Bagaimana umat manusia dapat diselamatkan?—Roma 3:23; 5:12.

4. Yesus adalah manusia sempurna sama seperti Adam. Namun, tidak seperti Adam, Yesus secara sempurna taat kepada Allah bahkan di bawah ujian yang paling hebat. Oleh karena itu ia dapat mengorbankan kehidupan manusianya yang sempurna untuk membayar dosa Adam. Inilah yang Alkitab sebut sebagai ”tebusan”. Anak-anak Adam dengan demikian dapat dibebaskan dari penghukuman kepada kematian. Semua yang beriman kepada Yesus dapat memperoleh pengampunan akan dosa-dosa mereka dan menerima kehidupan abadi.—1 Timotius 2:5, 6; Yohanes 3:16; Roma 5:18, 19.



Pelayanan Yesus termasuk mengajar, mengadakan mukjizat-mukjizat, dan bahkan menyerahkan kehidupannya bagi kita

5. Ketika berada di bumi Yesus menyembuhkan orang sakit, memberi makan yang lapar, dan menenangkan badai. Ia bahkan membangkitkan yang mati. Mengapa ia mengadakan mukjizat-mukjizat? (1) Ia merasa kasihan terhadap orang- orang yang menderita, dan ia ingin menolong mereka. (2) Mukjizat-mukjizatnya membuktikan bahwa dia adalah Putra Allah. (3) Itu memperlihatkan apa yang akan ia lakukan bagi orang-orang yang taat pada saat ia memerintah sebagai Raja atas bumi.—Matius 14:14; Markus 2:10-12; Yohanes 5:28, 29.

6. Yesus mati dan dibangkitkan oleh Allah sebagai makhluk roh, dan ia kembali ke surga. (1 Petrus 3:18) Sejak itu, Allah menjadikan dia seorang Raja. Segera Yesus akan menyingkirkan semua kefasikan dan penderitaan dari bumi ini.—Mazmur 37: 9-11; Amsal 2:21, 22

Siapakah Iblis?

Setan si Iblis— dari mana asalnya? (1, 2)
Bagaimana Setan menyesatkan orang-orang? (3-7)
Mengapa saudara harus melawan si Iblis? (7)

1. Kata ”iblis” berarti seseorang yang menceritakan dusta yang fasik tentang orang lain. ”Setan” berarti musuh atau penentang. Istilah-istilah ini diberikan kepada musuh utama Allah. Pada mulanya, ia adalah seorang malaikat yang sempurna di surga bersama Allah. Namun, ia belakangan terlalu memikirkan tentang dirinya sendiri dan menginginkan ibadat yang sesungguhnya adalah milik Allah.—Matius 4:8-10.

2. Malaikat ini, Setan, berbicara kepada Hawa dengan perantaraan seekor ular. Dengan menceritakan dusta kepada Hawa, ia membuatnya tidak menaati Allah. Dengan demikian Setan menyerang apa yang disebut ”kedaulatan” Allah atau kedudukan sebagai Yang Mahatinggi. Setan mempertanyakan apakah Allah memerintah dengan cara yang layak dan demi manfaat terbaik bagi rakyat-Nya. Setan juga meragukan apakah ada manusia yang akan tetap loyal kepada Allah. Dengan berbuat demikian, Setan menjadikan dirinya musuh Allah. Itulah sebabnya ia disebut Setan si Iblis.—Kejadian 3:1-5; Ayub 1:8-11; Penyingkapan 12:9.

3. Setan berupaya menipu orang-orang agar menyembah dia. (2 Korintus 11:3, 14) Satu cara ia menyesatkan orang-orang adalah melalui agama palsu. Jika suatu agama mengajarkan dusta tentang Allah, agama tersebut benar-benar melayani kepentingan Setan. (Yohanes 8:44) Orang- orang yang menjadi anggota agama-agama palsu mungkin dengan tulus percaya bahwa mereka menyembah Allah yang benar. Akan tetapi, mereka sesungguhnya melayani Setan. Ia adalah ’allah dunia ini’.—2 Korintus 4:4.

Agama palsu, spiritisme, dan nasionalisme menyesatkan orang-orang

4. Spiritisme merupakan cara lain yang Setan gunakan untuk membawa orang-orang ke bawah kuasanya. Mereka mungkin memanggil roh-roh untuk melindungi mereka, mencelakakan orang lain, meramalkan masa depan, atau mengadakan mukjizat-mukjizat. Setan adalah kekuatan yang fasik di balik semua praktek ini. Untuk menyenangkan Allah, kita tidak boleh mempunyai hubungan apa pun dengan spiritisme.—Ulangan 18:10-12; Kisah 19:18, 19.

5. Setan juga menyesatkan orang-orang melalui kebanggaan ras yang ekstrem dan penyembahan kepada organisasi-organisasi politik. Beberapa orang merasa bahwa bangsa atau ras mereka lebih baik daripada yang lainnya. Namun hal ini tidak benar. (Kisah 10:34, 35) Yang lain berpaling kepada organisasi-organisasi politik untuk memecahkan problem manusia. Dengan berbuat demikian, mereka menolak Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah satu-satunya jalan keluar bagi problem-problem kita.—Daniel 2:44.

Melawan Setan dengan terus belajar tentang Yehuwa

6. Cara lain yang Setan gunakan untuk menyesatkan orang-orang adalah dengan menggoda mereka dengan keinginan-keinginan yang berdosa. Yehuwa memberi tahu kita untuk menghindari praktek-praktek yang berdosa karena Ia tahu hal-hal itu akan mencelakakan kita. (Galatia 6:7, 8) Beberapa orang mungkin menginginkan saudara untuk bergabung bersama mereka dalam praktek-praktek demikian. Namun, ingat, sesungguhnya Setanlah yang menginginkan saudara untuk melakukan hal-hal ini.—1 Korintus 6:9, 10; 15:33.

7. Setan mungkin menggunakan penganiayaan atau tentangan untuk membuat saudara meninggalkan Yehuwa. Beberapa dari orang- orang yang saudara kasihi mungkin menjadi sangat marah karena saudara belajar Alkitab. Yang lain mungkin mengejek saudara. Namun kepada siapa saudara berutang kehidupan saudara? Setan ingin menakut-nakuti saudara sehingga saudara berhenti belajar tentang Yehuwa. Jangan biarkan Setan menang! (Matius 10:34-39; 1 Petrus 5: 8, 9) Dengan melawan si Iblis, saudara dapat membuat Yehuwa bahagia dan memperlihatkan bahwa saudara menjunjung kedaulatan-Nya.—Amsal 27:11.


Apa Maksud-Tujuan Allah Bagi Bumi?

Mengapa Yehuwa menciptakan bumi? (1, 2)
Mengapa bumi bukan suatu firdaus sekarang? (3)
Apa yang akan terjadi pada orang-orang fasik? (4)
Di masa depan, apa yang akan Yesus lakukan terhadap orang sakit? orang lanjut usia? orang mati? (5, 6)
Untuk mendapatkan berkat-berkat pada masa depan, apa yang perlu saudara lakukan? (7)

1. Yehuwa menciptakan bumi ini agar manusia dapat menikmati kehidupan di atasnya selama-lamanya. Ia ingin agar bumi selalu dihuni oleh orang-orang yang adil-benar dan berbahagia. (Mazmur 115:16; Yesaya 45:18) Bumi tidak akan pernah dibinasakan; bumi akan ada selama-lamanya.—Mazmur 104:5; Pengkhotbah 1:4.

2. Sebelum Allah menjadikan manusia, Ia memilih satu bagian kecil dari bumi dan membuatnya menjadi suatu firdaus yang indah. Ia menyebutnya taman Eden. Di sinilah Ia menaruh pria dan wanita pertama, Adam dan Hawa. Maksud-tujuan Allah adalah agar mereka mempunyai anak dan memenuhi seluruh bumi. Secara bertahap mereka akan membuat seluruh bumi menjadi firdaus.—Kejadian 1:28; 2:8, 15.

Firdaus hilang

3. Adam dan Hawa berdosa dengan sengaja melanggar hukum Allah. Maka Yehuwa mengusir mereka dari taman Eden. Firdaus hilang. (Kejadian 3:1-6, 23) Namun Yehuwa tidak lupa akan maksud-tujuan-Nya bagi bumi ini. Ia berjanji akan menjadikannya suatu firdaus, tempat manusia akan tinggal selama-lamanya. Bagaimana Ia akan melakukannya?—Mazmur 37:29.

4. Sebelum bumi ini dapat menjadi firdaus, orang-orang fasik harus disingkirkan. (Mazmur 37:38) Ini akan terjadi di Armagedon, yang adalah perang Allah untuk mengakhiri kefasikan. Selanjutnya, Setan akan dipenjarakan selama 1.000 tahun. Ini berarti tidak akan ada lagi orang fasik yang dibiarkan merusak bumi. Hanya umat Allah yang akan selamat.—Penyingkapan 16: 14, 16; 20:1-3.

5. Kemudian Yesus Kristus akan memerintah sebagai Raja atas bumi ini selama 1.000 tahun. (Penyingkapan 20:6) Secara bertahap ia akan menyingkirkan dosa dari pikiran dan tubuh kita. Kita akan menjadi manusia sempurna sama seperti Adam dan Hawa sebelum mereka berdosa. Kemudian tidak akan ada lagi penyakit, usia tua, dan kematian. Orang-orang sakit akan disembuhkan, dan orang-orang tua akan menjadi muda kembali.—Ayub 33:25; Yesaya 33:24; Penyingkapan 21:3, 4.

6. Selama Pemerintahan Seribu Tahun Yesus, manusia yang setia akan bekerja untuk mengubah seluruh bumi menjadi firdaus. (Lukas 23:43) Juga, jutaan orang mati akan dibangkitkan kepada kehidupan manusia di bumi. (Kisah 24:15) Jika mereka melakukan apa yang Allah tuntut dari mereka, mereka akan terus hidup di bumi selama-lamanya. Jika tidak, mereka akan dibinasakan selama-lamanya.—Yohanes 5:28, 29; Penyingkapan 20:11-15.

7. Maksud-tujuan Allah yang semula bagi bumi dengan demikian akan berhasil. Apakah saudara ingin ikut menikmati berkat-berkat pada masa depan ini? Jika demikian, saudara perlu terus belajar tentang Yehuwa dan menaati tuntutan-tuntutan-Nya. Dengan menghadiri perhimpunan-perhimpunan di Balai Kerajaan setempat dari Saksi-Saksi Yehuwa akan membantu saudara untuk melakukannya.—Yesaya 11:9; Ibrani 10:24, 25.

Setelah Armagedon, bumi akan dibuat menjadi firdaus

Apa Kerajaan Allah Itu?

Di mana lokasi Kerajaan Allah? (1)
Siapakah Rajanya? (2)
Apakah ada orang-orang lain yang ikut memerintah bersama Raja tersebut? Jika ada, berapa jumlahnya? (3)
Apa yang memperlihatkan bahwa kita sedang hidup di hari-hari terakhir? (4)
Apa yang akan Kerajaan Allah lakukan bagi umat manusia di masa depan? (5-7)

1. Ketika berada di bumi, Yesus mengajar para pengikutnya untuk mendoakan Kerajaan Allah. Sebuah kerajaan adalah suatu pemerintahan yang dikepalai oleh seorang raja. Kerajaan Allah merupakan suatu pemerintahan khusus. Kerajaan ini didirikan di surga dan akan memerintah atas bumi ini. Kerajaan ini akan menyucikan, atau membuat kudus, nama Allah. Kerajaan ini akan menyebabkan kehendak Allah terlaksana di bumi sebagaimana di surga.—Matius 6:9, 10.

2. Allah berjanji bahwa Yesus akan menjadi Raja dari Kerajaan-Nya. (Lukas 1:30-33) Ketika Yesus di bumi, ia membuktikan bahwa ia akan menjadi seorang Penguasa yang baik hati, adil, dan sempurna. Ketika ia kembali ke surga, ia tidak langsung bertakhta sebagai Raja dari Kerajaan Allah. (Ibrani 10:12, 13) Pada tahun 1914, Yehuwa memberi Yesus wewenang yang telah Ia janjikan kepadanya. Sejak itu, Yesus telah memerintah di surga sebagai Raja yang dilantik oleh Yehuwa.—Daniel 7:13, 14.

3. Yehuwa juga telah memilih beberapa pria dan wanita yang setia dari bumi untuk pergi ke surga. Mereka akan memerintah bersama Yesus sebagai raja, hakim, dan imam atas umat manusia. (Lukas 22:28-30; Penyingkapan 5:9, 10) Yesus menyebut rekan-rekan penguasa ini dalam Kerajaannya ”kawanan kecil”. Mereka berjumlah 144.000.—Lukas 12:32; Penyingkapan 14:1-3.

4. Segera setelah Yesus menjadi Raja, ia melemparkan Setan dan para malaikatnya yang fasik dari surga dan jatuh ke wilayah bumi. Itu sebabnya keadaan telah menjadi begitu buruk di bumi ini sejak tahun 1914. (Penyingkapan 12:9, 12) Peperangan, bala kelaparan, sampar, pelanggaran hukum yang meningkat—semua ini merupakan bagian dari ”tanda” yang menunjukkan bahwa Yesus sedang memerintah dan bahwa sistem ini berada pada hari-hari terakhirnya.—Matius 24: 3, 7, 8, 12; Lukas 21:10, 11; 2 Timotius 3:1-5.

5. Segera Yesus akan menghakimi orang-orang, memisahkan mereka seperti seorang gembala memisahkan domba dari kambing. ”Domba” adalah orang-orang yang telah membuktikan diri sebagai rakyatnya yang loyal. Mereka akan menerima kehidupan abadi di bumi. ”Kambing” adalah orang- orang yang telah menolak Kerajaan Allah. (Matius 25:31-34, 46) Tidak akan lama lagi, Yesus akan membinasakan semua orang yang bersifat kambing. (2 Tesalonika 1:6-9) Jika saudara ingin menjadi salah seorang dari ”domba” Yesus, saudara harus mendengarkan berita Kerajaan dan bertindak selaras dengan apa yang saudara pelajari.—Matius 24:14.

Di bawah pemerintahan Yesus, tidak akan ada lagi kebencian atau prasangka

6. Sekarang bumi terbagi menjadi banyak negara. Masing-masing memiliki pemerintahannya sendiri. Bangsa-bangsa ini sering bertikai satu sama lain. Namun Kerajaan Allah akan menggantikan semua pemerintahan manusia. Kerajaan Allah akan memerintah sebagai satu-satunya pemerintahan atas seluruh bumi. (Daniel 2:44) Maka tidak ada lagi perang, kejahatan, dan kekerasan. Semua orang akan hidup bersama dalam damai dan persatuan.—Mikha 4:3, 4.

7. Selama Pemerintahan Seribu Tahun Yesus, umat manusia yang setia akan menjadi sempurna, dan seluruh bumi akan menjadi firdaus. Pada akhir seribu tahun tersebut, Yesus telah melaksanakan segala sesuatu yang Allah minta untuk ia lakukan. Kemudian ia akan menyerahkan kembali Kerajaan itu kepada Bapaknya. (1 Korintus 15:24) Mengapa tidak menceritakan kepada teman-teman dan orang- orang yang saudara kasihi tentang apa yang akan dilakukan oleh Kerajaan Allah?


Mendekat Kepada Allah Dalam Doa

Mengapa penting untuk berdoa secara tetap tentu? (1)
Kepada siapa hendaknya saudara berdoa, dan bagaimana? (2, 3)
Hal-hal apa saja yang patut didoakan? (4)
Kapan hendaknya saudara berdoa? (5, 6)
Apakah Allah mendengarkan semua doa? (7)

1. Doa adalah berbicara kepada Allah dengan rendah hati. Saudara hendaknya berdoa kepada Allah secara tetap tentu. Dengan demikian saudara dapat merasa dekat kepada-Nya seperti kepada teman yang dikasihi. Yehuwa begitu agung dan berkuasa, namun Ia mendengarkan doa-doa kita! Apakah saudara berdoa kepada Allah secara tetap tentu?—Mazmur 65:3; 1 Tesalonika 5:17.

2. Doa merupakan bagian dari ibadat kita. Jadi, kita hendaknya berdoa hanya kepada Allah, Yehuwa. Ketika Yesus berada di bumi, ia selalu berdoa kepada Bapaknya, tidak kepada pribadi lain mana pun. Kita hendaknya melakukan hal yang sama. (Matius 4:10; 6:9) Akan tetapi, semua doa kita hendaknya diucapkan dalam nama Yesus. Ini memperlihatkan bahwa kita menaruh respek atas kedudukan Yesus dan bahwa kita beriman kepada korban tebusannya.—Yohanes 14:6; 1 Yohanes 2:1, 2.

3. Pada waktu berdoa kita hendaknya berbicara kepada Allah dari hati kita. Kita hendaknya tidak mengucapkan doa-doa kita dari hafalan atau membacanya dari buku doa. (Matius 6:7, 8) Kita dapat berdoa dengan posisi apa pun yang penuh respek, kapan saja, dan di mana saja. Allah dapat mendengar bahkan doa-doa yang diucapkan di dalam hati kita. (1 Samuel 1:12, 13) Adalah baik untuk mencari tempat yang tenang dan jauh dari orang-orang lain untuk mengucapkan doa- doa pribadi.—Markus 1:35.

4. Hal-hal apa saja yang dapat saudara doakan? Apa pun yang dapat mempengaruhi persahabatan saudara dengan Dia. (Filipi 4:6, 7) Doa yang menjadi model memperlihatkan bahwa kita hendaknya berdoa tentang nama dan maksud-tujuan Yehuwa. Kita juga dapat memohonkan agar kebutuhan materi kita dipenuhi, dosa-dosa kita diampuni, dan bantuan untuk melawan godaan. (Matius 6:9-13) Doa-doa kita hendaknya tidak mementingkan diri. Kita hendaknya hanya berdoa untuk hal-hal yang selaras dengan kehendak Allah.—1 Yohanes 5:14.

5. Saudara bisa berdoa kapan pun hati saudara menggerakkan saudara untuk berterima kasih atau memuji Allah. (1 Tawarikh 29:10 -13) Saudara hendaknya berdoa ketika saudara mempunyai problem dan iman saudara sedang diuji. (Mazmur 55:23; 120:1) Adalah pantas untuk berdoa sebelum saudara menikmati makanan saudara. (Matius 14:19) Yehuwa mengundang kita untuk berdoa ”pada setiap saat”.—Efesus 6:18.

6. Kita khususnya perlu berdoa jika kita telah melakukan dosa yang serius. Pada saat-saat seperti itu kita hendaknya memohonkan belas kasihan dan pengampunan Yehuwa. Jika kita mengakui dosa-dosa kita kepada-Nya dan berbuat sebisa mungkin untuk tidak mengulanginya lagi, Allah ”siap untuk mengampuni”.—Mazmur 86:5, NW; Amsal 28:13.

7. Yehuwa hanya mendengarkan doa orang-orang yang adil-benar. Agar doa-doa saudara didengar oleh Allah, saudara harus berupaya sebisa mungkin untuk hidup selaras dengan hukum-hukum-Nya. (Amsal 15:29; 28:9) Saudara harus rendah hati ketika saudara berdoa. (Lukas 18:9-14) Saudara perlu membuat upaya yang selaras dengan apa yang saudara doakan. Dengan demikian saudara akan membuktikan bahwa saudara mempunyai iman dan saudara bersungguh-sungguh dengan apa yang saudara katakan. Baru setelah itu Yehuwa akan menjawab doa-doa saudara.—Ibrani 11:6.

Hamba-Hamba Allah Harus Bersih

Mengapa kita harus bersih dalam segala hal? (1)
Apa artinya bersih secara rohani? (2) bersih secara moral? (3) bersih secara mental? (4) bersih secara jasmani? (5)
Perkataan kotor macam apa yang hendaknya kita hindari? (6)

1. Allah Yehuwa bersih dan kudus. Ia mengharapkan para penyembah-Nya tetap bersih—secara rohani, moral, mental, dan jasmani. (1 Petrus 1:16) Dibutuhkan upaya yang sungguh-sungguh untuk tetap bersih dalam pandangan Allah. Kita hidup dalam dunia yang tidak bersih. Kita juga berjuang melawan kecenderungan kita sendiri untuk melakukan hal yang salah. Namun kita tidak boleh menyerah.

2. Kebersihan Rohani: Jika kita ingin melayani Yehuwa, kita tidak dapat terus berpaut kepada ajaran atau kebiasaan apa pun dari agama palsu. Kita harus keluar dari agama palsu dan tidak mendukungnya dengan cara apa pun. (2 Korintus 6:14-18; Penyingkapan 18:4) Segera sesudah kita mempelajari kebenaran tentang Allah, kita harus berhati-hati agar tidak disesatkan oleh orang-orang yang mengajarkan kepalsuan.—2 Yohanes 10, 11.

3. Kebersihan Moral: Yehuwa ingin para penyembah-Nya bertingkah laku sebagai orang-orang Kristen sejati pada segala waktu. (1 Petrus 2:12) Ia melihat segala sesuatu yang kita lakukan, bahkan yang dilakukan secara tersembunyi. (Ibrani 4:13) Kita harus menghindari perbuatan seksual yang amoral dan praktek-praktek lainnya yang tidak bersih dari dunia ini.—1 Korintus 6:9-11.

4. Kebersihan Mental: Jika kita mengisi pikiran kita dengan pikiran-pikiran yang bersih dan murni, tingkah laku kita juga akan bersih. (Filipi 4:8) Namun jika kita terus memberikan perhatian kepada perkara-perkara yang tidak bersih, ini akan menghasilkan perbuatan-perbuatan yang fasik. (Matius 15:18-20) Kita hendaknya menghindari bentuk-bentuk hiburan yang dapat mengotori pikiran kita. Kita dapat mengisi pikiran kita dengan pikiran-pikiran yang bersih dengan mempelajari Firman Allah.

5. Kebersihan Jasmani: Karena mereka mewakili Allah, orang-orang Kristen hendaknya menjaga tubuh dan pakaian mereka bersih. Kita hendaknya mencuci tangan kita setelah pergi ke toilet, dan kita hendaknya mencuci tangan sebelum makan atau memegang makanan. Jika saudara tidak mempunyai sistem pembuangan kotoran, tinja hendaknya dikubur. (Ulangan 23:12, 13) Menjaga kebersihan secara jasmani menunjang kesehatan yang baik. Rumah orang Kristen hendaknya rapi dan bersih baik di dalam maupun di luar. Hendaknya rumah kita menonjol dalam lingkungan masyarakat sebagai contoh yang baik.

6. Perkataan yang Bersih: Hamba-hamba Allah harus selalu mengatakan kebenaran. Pendusta tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah. (Efesus 4:25; Penyingkapan 21:8) Orang-orang Kristen tidak menggunakan bahasa kotor. Mereka tidak mendengarkan atau menceritakan lelucon cabul atau cerita-cerita jorok. Oleh karena perkataan mereka yang bersih, mereka mencolok karena berbeda di tempat kerja atau di sekolah dan di lingkungan tetangga.—Efesus 4:29, 31; 5:3.

Hamba-hamba Allah harus bersih dalam segala hal

Praktek-Praktek yang Allah Benci

Bagaimana hendaknya perasaan saudara tentang hal-hal yang Allah nyatakan buruk? (1)
Perbuatan seksual macam apa adalah salah? (2)
Bagaimana hendaknya seorang Kristen memandang dusta? (3) judi? (3) pencurian? (3) kekerasan? (4) spiritisme? (5) pemabukan? (6)
Bagaimana seseorang dapat membebaskan diri dari praktek-praktek yang buruk? (7)

1. Hamba-hamba Allah mengasihi apa yang baik. Namun mereka juga harus belajar membenci apa yang buruk. (Mazmur 97:10) Itu berarti menghindari praktek-praktek tertentu yang Allah benci. Apa beberapa dari antara praktek-praktek tersebut?

2. Percabulan: Seks sebelum menikah, perzinaan, hubungan seksual dengan binatang, inses, dan homoseksualitas semuanya merupakan dosa serius terhadap Allah. (Imamat 18:6; Roma 1:26, 27; 1 Korintus 6:9, 10) Jika sepasang pria dan wanita tidak menikah tetapi hidup bersama, mereka harus berpisah atau menikah secara sah.—Ibrani 13:4.

Allah membenci pemabukan, pencurian, judi, dan tindak kekerasan

3. Dusta, Judi, Pencurian: Allah Yehuwa tidak dapat berdusta. (Titus 1:2) Orang-orang yang menginginkan perkenan-Nya harus menghindari dusta. (Amsal 6:16-19; Kolose 3:9, 10) Setiap bentuk judi dicemari oleh ketamakan. Jadi orang-orang Kristen tidak ambil bagian dalam judi dalam bentuk apa pun, seperti lotre, pacuan kuda, dan bingo. (Efesus 5:3-5) Dan orang Kristen tidak mencuri. Mereka tidak membeli barang curian dengan sengaja atau mengambil sesuatu tanpa izin.—Keluaran 20:15; Efesus 4:28.

4. Ledakan Amarah, Kekerasan: Kemarahan yang tak terkendali dapat mengarah kepada tindak kekerasan. (Kejadian 4:5-8) Seorang yang bengis tidak dapat menjadi sahabat Allah. (Mazmur 11:5; Amsal 22:24, 25) Adalah salah untuk membalas dendam atau membalas kejahatan atas perkara buruk yang mungkin orang lain lakukan terhadap kita.—Amsal 24:29; Roma 12:17-21.

5. Jampi-Jampi dan Spiritisme: Beberapa orang memohon kepada kuasa roh-roh untuk mencoba menyembuhkan penyakit. Yang lain menujukan jampi-jampi kepada musuh mereka agar mereka menjadi sakit atau bahkan membunuh mereka. Kuasa di balik semua praktek ini adalah Setan. Jadi orang-orang Kristen tidak boleh ambil bagian dalam hal-hal itu. (Ulangan 18:9-13) Tetap dekat kepada Yehuwa merupakan perlindungan paling baik dari jampi-jampi yang mungkin ditujukan kepada kita oleh orang-orang lain.—Amsal 18:10.

6. Pemabukan: Tidaklah salah untuk minum sedikit anggur, bir, atau minuman beralkohol lainnya. (Mazmur 104:15; 1 Timotius 5:23) Tetapi banyak minum dan pemabukan adalah salah dalam pandangan Allah. (1 Korintus 5:11-13; 1 Timotius 3:8) Minum terlalu banyak dapat merusak kesehatan dan mengacaukan keluarga saudara. Hal ini juga dapat menyebabkan saudara mudah menyerah kepada godaan-godaan lainnya.—Amsal 23:20, 21, 29-35.

7. Orang-orang yang mempraktekkan hal-hal yang Allah nyatakan buruk ”tidak akan mewarisi kerajaan Allah”. (Galatia 5:19-21) Jika saudara benar-benar mengasihi Allah dan ingin menyenangkan Dia, saudara dapat membebaskan diri dari praktek-praktek ini. (1 Yohanes 5:3) Belajarlah membenci apa yang Allah nyatakan buruk. (Roma 12:9) Bergaullah dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang saleh. (Amsal 13:20) Rekan-rekan Kristen yang matang dapat terbukti menjadi sumber bantuan. (Yakobus 5:14) Yang terpenting, bersandarlah kepada bantuan Allah melalui doa.—Filipi 4:6, 7, 13.

Kepercayaan dan Kebiasaan yang Tidak Menyenangkan Allah

Kepercayaan dan kebiasaan macam apa adalah salah? (1)
Apakah orang Kristen harus percaya bahwa Allah adalah suatu Tritunggal? (2)
Mengapa orang Kristen sejati tidak merayakan Natal, Paskah (”Easter”), atau hari ulang tahun? (3, 4)
Dapatkah orang mati mencelakakan orang yang hidup? (5)
Apakah Yesus mati pada sebuah salib? (6)
Seberapa pentingkah untuk menyenangkan Allah? (7)

Allah bukan suatu Tritunggal

1. Tidak semua kepercayaan dan kebiasaan adalah buruk. Namun Allah tidak memperkenan semua itu jika hal-hal tersebut berasal dari agama palsu atau bertentangan dengan ajaran Alkitab.—Matius 15:6.

2. Tritunggal: Apakah Yehuwa suatu Tritunggal—tiga pribadi dalam satu Allah? Bukan! Yehuwa, sang Bapak, adalah ”satu-satunya Allah yang benar”. (Yohanes 17:3; Markus 12:29) Yesus adalah Putra sulung-Nya, dan ia tunduk kepada Allah. (1 Korintus 11:3) Bapak lebih besar daripada Putra. (Yohanes 14:28) Roh kudus bukanlah suatu pribadi; itu adalah tenaga aktif Allah.—Kejadian 1:2; Kisah 2:18.

Natal dan Paskah (”Easter”) berasal dari agama-agama palsu zaman purba
Tidak ada alasan untuk beribadat kepada orang mati atau takut kepada mereka

3. Natal dan Paskah (”Easter”): Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember. Ia lahir kira-kira tanggal 1 Oktober, masa untuk para gembala menjaga kawanan domba mereka di luar kandang pada malam hari. (Lukas 2:8-12) Yesus tidak pernah memerintahkan orang Kristen untuk merayakan hari kelahirannya. Sebaliknya, ia memberi tahu murid-muridnya untuk merayakan, atau memperingati, kematiannya. (Lukas 22:19, 20) Natal dan kebiasaan-kebiasaannya berasal dari agama-agama palsu zaman purba. Sama halnya dengan kebiasaan-kebiasaan Paskah, seperti digunakannya telur dan kelinci. Orang Kristen masa awal tidak merayakan Natal atau Paskah, demikian juga orang Kristen sejati dewasa ini.

4. Hari Ulang Tahun: Kedua perayaan hari ulang tahun yang disebutkan dalam Alkitab diadakan oleh orang-orang yang tidak beribadat kepada Yehuwa. (Kejadian 40:20-22; Markus 6:21, 22, 24-27) Orang Kristen masa awal tidak merayakan hari ulang tahun. Kebiasaan merayakan hari ulang tahun berasal dari agama-agama palsu zaman purba. Orang Kristen sejati memberi hadiah dan bersukaria bersama pada waktu-waktu lain sepanjang tahun.

5. Takut Kepada Orang Mati: Orang mati tidak dapat melakukan apa-apa atau merasakan apa-apa. Kita tidak dapat menolong mereka, dan mereka tidak dapat merugikan kita. (Mazmur 146:4; Pengkhotbah 9:5, 10) Jiwa mati; jiwa tidak terus hidup setelah kematian. (Yehezkiel 18:4) Namun kadang-kadang malaikat-malaikat yang fasik, yang disebut hantu-hantu, berpura-pura menjadi roh orang mati. Kebiasaan-kebiasaan apa pun yang berhubungan dengan perasaan takut atau ibadat kepada orang mati adalah salah.—Yesaya 8:19.

6. Salib: Yesus tidak mati pada sebuah salib. Ia mati pada sebuah tiang, atau sebuah tonggak. Kata Yunani yang diterjemahkan ”salib” dalam banyak Alkitab hanya mengartikan sebatang kayu. Lambang salib berasal dari agama-agama palsu zaman purba. Salib tidak digunakan atau disembah oleh orang Kristen masa awal. Jadi, apakah saudara pikir adalah benar untuk menggunakan sebuah salib dalam ibadat?—Ulangan 7:26; 1 Korintus 10:14.

7. Bisa jadi sangat sulit untuk meninggalkan beberapa dari kepercayaan dan kebiasaan ini. Sanak saudara dan teman-teman mungkin berupaya meyakinkan saudara untuk tidak mengubah kepercayaan saudara. Namun menyenangkan Allah lebih penting daripada menyenangkan manusia.—Amsal 29:25; Matius 10:36, 37.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar