Sabtu, 31 Juli 2010

1. Gagasan awal tentang sel muncul pada abad XVII ketika seorang ahli memeriksa gabus dibawah kaca pembesar. Ahli tersebut adalah …..

a. Robert Hooke
b. Rheodor schwann
c. Mattias jakob schleiden
d. Antonie van leuwenhoek
e. Carolus Linneus

2.Yang merupaka perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan adalah ….

a. pada hewan terdapat plastida pada tumbuhan tidak ada
b. pada hewan tidak terdapat badab golgi, pada tumbuhan ada badan golgi
c. pada hewan terdapat badan golgi, pada tumbuhan ada badan golgi
d. pada tumbuhan tidak terdapat mikrotubulus pada hewan ada
e. pada hewan ada vakuola besar, pada tumbuhan ada vakuola tetapi kecil

3.Organel yang berbentuk seperti jalinan rongga-rongga dan berhubungan dengan membrane inti adalah ….

a. ribosom
b. reticulum endoplasma
c. lisosom
d. sentriol
e. mitokondria

4. Organel yang berperan dalam respirasi sel adalah …

a. nucleus
b. reticulum endoplasma
c. ribosom
d. lisosom
e. mitokondria

5. Mitokondria merupakan salah satu organel sel yang berfungsi sebagai tempat …

a. menghasilkan enzim
b. sintesa protein
c. oksidasi zat makanan
d. menyimpan makanan cadangan
e. membentuk senyawa-senyawa organic

SISTEM SARAF
Fungsi :
1. Mengetahui kejadian dan perubahan di sekitar, biasanya dilakukan meialui alat indera.
2. Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap keadaan sekitar
3. Mengendalikan kerja organ tubuh.

A. JARINGAN SARAF
Jaringan saraf terdiri atas :
1. Sel saraf (Neuron), ber fungsi menghantar impuls menuju saraf pusat atau sebaliknya.
2. Neuroglea, tidak berhubungan dengan penghantaran impuls, tetapi berperan untuk :
 mendukung kerja neuron dalam bentuk suplai nutrien,
 melindungi dan mengisolasikan neuron
Struktur neuron (sel saraf) :

Macam sel saraf :
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi :

1. Neuron sensorik :
Fungsi : Menghantarkan impuls berupa rangsang dari reseptor (penerima rangsang)
menuju saraf pusat
Ciri :
- ujung aksonnya berhubungan dengan saraf asosiasi
- aksonnya pendek : dendritnya panjang.

2. Neuron Motorik
Fungsi : Mengirim impuls berupa tanggapan (respon) dari saraf pusat menuju efektor
(otot atau kelenjar)
Ciri :
- badan selnya berada dalam saraf pusat.
- dendritnya berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
- aksonnya sangat panjang, dendritnya pendek.

3. Neuron Asosiasi = Ajustor = Konektor = Intermediat
Fungsi : Menghubungkan saraf motorik dan sensorik dalam saraf pusat.
Ciri :
- hanya terdapat dalam saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
- menerima impuls dari reseptor sensorik atau saraf asosiasi lainnya.

5. Pernyataan dibawah ini adalah perbedaan antara sistem regulasi ekspresi prokaryota dan
eukaryota, kecuali… (nilai 1)
A. Pada prokaryota hanya dijumpai satu jenis RNA polimerase, sedangkan pada eukaryota
memiliki lebih dari satu jenis RNA polimerase
B. Faktor sigma diperlukan untuk perlekatan RNA polimerase dengan tepat pada promoter
prokaryota
C. Ekspresi gen pada prokaryota dipengaruhi oleh cis-acting element dan trans-acting gene
product
D. Represi transkripsi menjadi sisi penting dari regulasi ekspresi gen prokaryota
E. Agar transkripsi gen eukaryota dapat terjadi, diperlukan histone acetylase (HAT) untuk
memfasilitasi pengikatan general transcription factor pada daerah inisiator.

6. Manakah model berikut ini yang menjelaskan efek umur maternal manusia pada peristiwa
gagal berpisah meiosis? (nilai 1)
A. Protein pre-RC (recombination complex) terurai setelah beberapa saat yang lama
B. Securing tidak stabil selama periode waktu yang lama
C. Microtubul spindle memiliki waktu paruh yang pendek
D. Kompleks cohesin terurai
E. A, B, dan D

7. Ada empat struktur (I-IV) dan hubungannya secara fungsional dan struktural (1-7) di bawah
ini: (Nilai 1)
I. Silia II. Badan basal III. Sentrosom d. Flagellum

1. Terdapat mikrotubul dengan susunan 9+2 dalam bentuk cincin di sekitar sepasang
miktotubul
2. Berukuran lebih panjang daripada sel
3. Berukuran lebih pendek daripada sel
4. Terdapat mikrotubul dengan susunan 9+3 dalam bentuk cincin, bagian tengahnya
kosong
5. Merupakan struktur utama dalam hal motilitas sel
6. Berfungsi dalam sintesis gelendong mitosis
7. Mengikat silia dan flagella ke membran sel

A. I: 1, 4, 5 II: 1, 2, 7 III: 2, 3, 4 IV: 1, 3, 5
B. I: 1, 3, 5 II: 3, 4, 7 III: 3, 4, 6 IV: 1, 2, 5
C. I: 1, 4, 7 II: 2, 4, 7 III: 2, 3, 6 IV: 4, 5, 6
D. I: 2, 4, 6 II: 1, 2, 7 III: 3, 4, 5 IV: 2, 4, 5

1. Berikut ini merupakan ciri vertebrata,
kecuali …..
a. Memiliki cranium
b. Tubuh simetri radial
c. Memiliki endoskeleton
d. Memiliki selom
e. Tulang belakang berkembang dari
notokorda

2. Vertebrata akuatik berangka tulang
rawan contohnya …..
a. Hiu
b. Paus
c. Bandeng
d. Tuna
e. Gurame

3. Vertebrata berikut dalam daur hidupnya
bernafas dengan insang, paru-paru dan
kulit adalah …..
a. Lumba-lumba
b. Paus
c. Penguin
d. Katak
e. Hiu

4. Ekskuvikasi menyeluruh dapat terjadi
pada hewan berikut …..
a. Ular
b. Kadal
c. Kura-kura
d. Buaya
e. Penyu

5. Untuk mengurangi berat tubuhnya, maka
hewan ini dilengkapi dengan tulang yang
berongga, contohnya …..
a. Beruang
b. Ular
c. Paus
d. Elang
e. Tongkol


Kamis, 22 Juli 2010

Peraturan sepak bola

Peraturan resmi permainan sepak bola (Laws of the Game) adalah:

  • Peraturan 1: Lapangan sepak bola
  • Peraturan 2: Bola
  • Peraturan 3: Jumlah Pemain
  • Peraturan 4: Peralatan Pemain
  • Peraturan 5: Wasit Harus tunduk kepada pemain
  • Peraturan 6: Asisten wasit
  • Peraturan 7: Lama Permainan
  • Peraturan 8: Bola Keluar dan di Dalam Lapangan
  • Peraturan 9: Cara Mendapatkan Angka
  • Peraturan 10: Offside
  • Peraturan 11: Pelanggaran
  • Peraturan 12: Tendangan bebas
  • Peraturan 13: Tendangan
  • Peraturan 14: Lemparan dalam
  • Peraturan 15: Tendangan gawang


Selain peraturan-peraturan di atas internasional , keputusan-keputusan Badan Asosiasi Sepak bola Daerah (IFAB) lainnya turut menambah peraturan dalam sepak bola. Peraturan-peraturan lengkapnya dapat di situs web FIFA.

[sunting] Tujuan permainan

Dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan ("mencetak gol"). Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri). akan diadakan pertambahan waktu 2x 15 menit dan apabila dalam pertambahan waktu hasilnya masih seri akan diadakan adu penalti yang setiap timnya akan diberikan lima kali kesempatan untuk menendang bola ke arah gawang dari titik penalti yang berada di dalam daerah kiper hingga hasilnya bisa ditentukan. Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.

[sunting] Taktik Permainan

Taktik yang biasa dipakai oleh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut:

  1. 4-4-2 (klasik: empat pemain belakang/skipper)
  2. 4-4-2 (dengan dua gelandang sayap)
  3. 4-4-1-1 (2 pasang gelandang sayap,satu gelandang serang dan striker tunggal)
  4. 4-2-4 (2 sayap)
  5. 4-3-2-1 (3 pemain gelandang tengah,2 gelandang serang,dan striker tunggal)
  6. 4-3-1-2 (4 bek,3 gelandang bertahan,1 penyerang lubang,2 striker)
  7. 4-5-1 (4 bek,2 sayap,3 gelandang,1 striker)
  8. 4-3-3 (4 bek,3 gelandang bertahan,2 striker sayap,1 striker tengah)
  9. 4-2-3-1 (2 bek tengah,2 bek sayap, 2 winger,1 penyerang lubang,1 striker)
  10. 4-3-3 (2 bek sayap,2 bek tengah,2 sayap,1 gelandang bertahan,3 striker tengah)
  11. 4-1-4-1 (4 bek,1 gelandang bertahan,4 gelandang,1 striker)
  12. 3-4-3 (dengan winger)
  13. 3-5-2 (dengan libero/sweeper)
  14. 3-5-2 (tanpa libero/sweeper)
  15. 3-6-1
  16. 5-4-1

Taktik yang dipakai oleh sebuah tim selalu berubah tergantung dari kondisi yang terjadi selama permainan berlangsung. Pada intinya ada tiga taktik yang digunakan yaitu; Bertahan, Menyerang, dan Normal.

[sunting] Ofisial

Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang mempunyai "wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai Peraturan Permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan kepadanya" (Peraturan 5), dan keputusan-keputusan pertandingan yang dikeluarkannya dianggap sudah final. Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (dulu dipanggil hakim/penjaga garis). Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika diperlukan.selain itu juga mereka membutuhkan alat-alat untuk membantu jalannya petandingan seperti:

  1. papan pengganti pemain
  2. meja dan kursi

[sunting] Peraturan

[sunting] Lapangan permainan

Ukuran lapangan standar
  1. Ukuran: panjang 100-110 m x lebar 64-75 m
  2. Garis batas: garis selebar ... cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; ... m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan
  3. Daerah penalti: busur berukuran ... m dari setiap pos
  4. Garis penalti: ... m dari titik tengah garis gawang
  5. Garis penalti kedua: ... m dari titik tengah garis gawang
  6. Zona pergantian: daerah ... m (... m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan
  7. Gawang: lebar 7 m x tinggi 2,5 m
  8. Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif

[sunting] Bola

  1. Ukuran: 68-70 cm
  2. Keliling: ... cm
  3. Berat: 410-450 gram
  4. Lambungan: ... cm pada pantulan pertama
  5. Bahan: karet atau karet sintetis (buatan)

[sunting] Tim

  1. Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 11, salah satunya penjaga gawang
  2. Jumlah pemain maksimal keluar lapangan(tidak termasuk cedera): 4
  3. Jumlah pemain cadangan maksimal: 12
  4. Jumlah wasit: 1
  5. Jumlah hakim garis: 2-4
  6. Batas jumlah pergantian pemain: paling banyak sesuai jumlah pemain cadangan

[sunting] Perlengkapan permainan

  1. Kaos bernomor (sejak tahun 1954)
  2. Celana pendek
  3. Kaos kaki
  4. Pelindung lutut
  5. Alas kaki bersolkan karet

[sunting] Lama permainan

  1. Lama normal: 2x45 menit
  2. Lama istiharat: 15 menit
  3. Lama perpanjangan waktu: 2x15 menit
  4. Ada adu penalti jika jumlah gol kedua tim seri saat perpanjangan waktu selesai
  5. Time-out: 1 per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan
  6. Waktu pergantian babak: maksimal 15 menit

[sunting] Wasit sebagai pengukur waktu resmi

Wasit yang memimpin pertandingan sejumlah 1 orang dan dibantu 2 orang sebagai hakim garis. Kemudian dibantu wasit cadangan yang membantu apabila terjadi pergantian pemain dan mengumumkan tambahan waktu. Pada Piala Dunia 2006, digunakan ofisial ke-lima. Penggunaan 2 wasit sempat dicoba pada copa italia.Penggunaan 4 hakim garis kabarnya juga dicoba di piala dunia 2010,dimana 2 diantaranya berada di belakang gawang.

[sunting] Percobaan penggunaan gol emas dan gol perak

Lihat: Gol perak; Gol emas.

Pada akhir 1990-an, IFAB mencoba membuat pertandingan lebih mungkin berakhir tanpa memerlukan adu penalti, yang sering dianggap sebagai cara yang kurang tepat untuk mengakhiri pertandingan.

Contohnya adalah sistem gol perak yang mengakhiri pertandingan jika sebuah gol dicetak pada perpanjangan waktu pertama, dan gol emas yang mengakhiri pertandingan jika sebuah gol dicetak pada perpanjangan waktu kedua.

Kedua sistem ini telah dihentikan oleh IFAB.

[sunting] Kejuaraan internasional besar

Kejuaraan internasional terbesar di sepak bola ialah Piala Dunia yang diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Football Association. Piala Dunia diadakan setiap empat tahun sekali. Lebih dari 190 timnas bertanding di turnamen kualifikasi regional untuk sebuah tempat di babak final. Turnamen babak final yang berlangsung selama empat minggu kini melibatkan 32 timnas (naik dari 24 pada tahun 1998).

Kejuaraan internasional yang besar di setiap benua adalah:

[sunting] Piala dunia mini (piala konfederasi)

Ajang tingkat klub terbesar di Eropa adalah Liga Champions, sementara di Amerika Selatan adalah Copa Libertadores. Di Asia, Liga Champions Asia adalah turnamen tingkat klub terbesar.

Sepak bola sudah dimainkan di Olimpiade sejak tahun 1900. (kecuali pada Olimpiade tahun 1932 di Los Angeles). Awalnya ini hanya untuk pemain-pemain amatir saja, namun sejak Olimpiade Los Angeles 1984 pemain profesional juga mulai ikut bermain, disertai peraturan yang mencegah negara-negara daripada memainkan tim terkuat mereka. Pada saat ini, turnamen Olimpiade untuk pria merupakan turnamen U-23 yang boleh ditamnbahi 3 pemain di atas umur. Akibatnya, turnamen ini tidak mempunyai kepentingan internasional dan prestise yang sama dengan Piala Dunia, atau bahkan dengan Euro, Copa America atau Piala Afrika.

Sebaliknya, turnamen Olimpiade untuk wanita membawa prestise yang hampir sama seperti Piala Dunia Wanita FIFA; turnamen tersebut dimainkan oleh tim-tim internasional yang lengkap tanpa batasan umur.

Rabu, 21 Juli 2010

Bahan Kimia dalam Kehidupan

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan produk-produk industri yang dapat memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari. Bahan kimia yang telah diketahui manfaatnya dikembangkan dengan cara membuat produk-produk yang berguna untuk kepentingan manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui jenis, sifat-sifat, kegunaan, dan efek samping dari setiap produk yang kita gunakan atau kita lihat sehari-hari.

A. Bahan Kimia yang Ada di Rumah

Zat-zat yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari kebanyakan tidak dalam keadaan murni, melainkan bercampur dengan dua atau lebih zat lainnya. Seperti telah kamu pelajari di kelas VII, campuran suatu zat akan tetap mempertahankan sifat-sifat unsurnya. Oleh karena itu, suatu bahan kimia akan dipengaruhi oleh sifat, kegunaan, atau efek dari zat-zat yang menyusunnya. Kekuatan pengaruh sifat masing-masing zat bergantung pada kandungan zat dalam bahan yang bersangkutan. Banyak ragam bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pada bab ini hanya akan dibahas beberapa kelompok bahan kimia saja. Bahan kimia yang dimaksud, di antaranya adalah: 1. pembersih; 2. pemutih pakaian; 3. pewangi; 4. pestisida; 5. zat aditif makanan; 6. zat adiktif; dan 7. zat psikotropika.

1. Bahan Kimia Pembersih

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai bahan kimia pembersih, di antaranya sabun dan detergen, seperti ditunjukkan pada Gambar 8.1. Sabun dan detergen dapat menjadikan lemak dan minyak yang tadinya tidak dapat bercampur dengan air menjadi mudah bercampur. Sabun dan detergen dalam air dapat melepaskan sejenis ion yang memiliki bagian yang suka air (hidrofilik) sehingga

Image:produk2 rumah tangga.jpg

dapat larut dalam air dan bagian yang tidak suka akan air (hidrofobik) sehingga larut dalam minyak atau lemak. Jika dalam pakaian yang dicuci dengan detergen terdapat kotoran lemak maka bagian ion yang bersifat hidrofobik masuk ke dalam butiran lemak atau minyak dan bagian ion tersebut yang bersifat hidrofilik akan mengarah ke pelarut air. Keadaan ini menyebabkan butiran-butiran minyak akan saling tolak-menolak karena menjadi bermuatan sejenis. Akibatnya, kotoran lemak atau minyak yang telah lepas dari pakaian tidak dapat saling bersatu lagi dan tetap berada dalam larutan. Sebagai ilustrasi dari penjelasan tersebut, perhatikan Gambar 8.2 berikut. Kita perlu hati-hati dalam memilih bahan pembersih, bahan tersebut jangan sampai menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap lingkungan. Beberapa jenis detergen sukar diuraikan oleh pengurai. Jika detergen ini bercampur dengan air tanah yang dijadikan sumber air minum manusia atau binatang ternak maka air tanah tersebut akan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, kita sebaiknya memilih detergen yang limbahnya dapat diuraikan oleh mikrorganisme (biodegradable). Pengaruh buruk yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian detergen yang tidak selektif atau tidak hati-hati adalah: a. rusaknya keindahan lingkungan perairan; b. terancamnya kehidupan hewan-hewan yang hidup di air; dan c. merugikan kesehatan manusia.

2. Pemutih Pakaian

Pemutih biasanya dijual dalam bentuk larutannya (lihat Gambar 8.3) dan digunakan untuk menghilangkan kotoran atau noda berwarna yang sukar dihilangkan dengan hanya menggunakan sabun atau detergen. Larutan pemutih yang dijual di pasaran biasanya mengandung bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCl) sekitar 5%. Selain digunakan sebagai

Image:produk rumah tangga.jpg

pemutih dan membersihkan noda, juga digunakan untuk desinfektan (membasmi kuman). Pada umumnya, bahan pemutih yang dijual di pasaran sudah aman untuk dipakai selama pemakaiannya sesuai dengan petunjuk. Selain dengan noda, zat ini juga bisa bereaksi dengan zat warna pakaian sehingga dapat memudarkan warna pakaian. Oleh karena itu, pemakaian pemutih ini harus sesuai petunjuk.

3. Pewangi

Pewangi merupakan bahan kimia lain yang erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Kita dapat memperoleh bahan pewangi dari bahan alam maupun sintetik. Bahan pewangi alami yang sudah kita kenal di antaranya diperoleh dari daun kayu putih, kulit kayu manis, batang kayu cendana, bunga kenanga, bunga melati, dan buah pala. Bahan pewangi sintetik biasanya dipakai dalam berbagai pewangi atau parfum dalam kemasan, seperti pada Gambar 8.4. Selain zat yang menimbulkan aroma wangi, pewangi yang dijual di pasaran biasanya mengandung zat-zat lain, seperti alkohol untuk pewangi yang berbentuk cair dan tawas untuk pewangi yang berbentuk padat. Selain alkohol, masih terdapat beragam zat tambahan lainnya yang sengaja ditambahkan ke dalam pewangi agar parfum mudah disemprotkan (zat tersebut berfungsi sebagai propelan). Di antara zat-zat tambahan yang dapat berfungsi sebagai propelan tersebut ada yang dapat mencemari lingkungan. Propelan tertentu jika lepas ke udara kemudian masuk ke atmosfer bagian atas akan merusak lapisan ozon (suatu lapisan di udara bagian atas yang melindungi manusia dari sinar-sinar berenergi tinggi, seperti sinar ultra violet). Untuk itu, kita harus selektif ketika membeli produk berupa parfum, jangan sampai mengandung bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan.

Image:parfum.jpg

4. Pestisida

Bahan kimia jenis pestisida erat sekali dengan kehidupan para petani. Pestisida dipakai untuk memberantas hama tanaman sehingga tidak mengganggu hasil produksi pertanian. Pestisida meliputi semua jenis obat (zat/bahan kimia) pembasmi hama yang ditujukan untuk melindungi tanaman dari serangan serangga, jamur, bakteri, virus, tikus, bekicot, dan nematoda (cacing). Pestisida yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan menurut fungsi dan sasaran penggunaannya, yaitu:

a. Insektisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga, seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Beberapa jenis insektisida juga dipakai untuk memberantas sejumlah serangga pengganggu yang ada di rumah, perkantoran, atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh insektisida adalah basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, dan diazinon. Gambar 8.5 merupakan contoh produk insektisida untuk memberantas nyamuk. b. Fungisida, yaitu pestisida yang dipakai untuk memberantas dan mencegah pertumbuhan jamur atau cendawan. Bercak yang ada pada daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun disebabkan oleh serangan jamur. Beberapa contoh fungisida adalah tembaga oksiklorida, tembaga(I) oksida, karbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat. c. Bakterisida, yaitu pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Pada umumnya, tanaman yang sudah terserang bakteri sukar untuk disembuhkan. Oleh karena itu, bakterisida biasanya diberikan kepada tanaman yang masih sehat. Salah satu contoh dari bakterisida adalah tetramycin, sebagai pembunuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk. d. Rodentisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat, seperti tikus. Rodentisida dipakai dengan cara mencampurkannya dengan makanan kesukaan tikus. Dalam meletakkan umpan tersebut harus hati-hati, jangan sampai termakan oleh binatang lain. Contoh dari pestisida jenis ini adalah warangan. e. Nematisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman jenis cacing (nematoda). Hama jenis cacing biasanya menyerang akar dan umbi tanaman. Oleh karena pestisida jenis ini dapat merusak tanaman maka pestisida ini harus sudah ditaburkan pada tanah tiga minggu sebelum musim tanam. Contoh dari pestisida jenis ini adalah DD, vapam, dan dazomet. f. Herbisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma), seperti alang-alang, rerumputan, dan eceng gondok. Contoh dari herbisida adalah ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.

Image:pembasmi  hama.jpg

Penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak yang negatif, baik itu bagi kesehatan manusia maupun bagi kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, penggunaannya harus dilakukan sesuai dengan aturan. Beberapa dampak negatif yang dapat timbul akibat penggunaan pestisida, di antaranya: a. Terjadinya pengumpulan pestisida (akumulasi) dalam tubuh manusia karena beberapa jenis pestisida sukar terurai. Pestisida yang terserap tanaman akan terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah. Jika tanaman ini dimakan hewan atau manusia maka pestisidanya akan terakumulasi dalam tubuh sehingga dapat memunculkan berbagai risiko bagi kesehatan hewan maupun manusia. b. Munculnya hama spesies baru yang lebih tahan terhadap takaran pestisida. Oleh karena itu, diperlukan dosispemakaian pestisida yang lebih tinggi atau pestisida lain yang lebih kuat daya basminya. Jika sudah demikian maka risiko pencemaran akibat pemakaian pestisida akan semakin besar baik terhadap hewan maupun lingkungan, termasuk juga manusia sebagai pelakunya. Ternyata, penggunaan pestisida selain memberikan keuntungan juga dapat memberikan kerugian. Oleh karena itu, penyimpanan dan penggunaan pestisida apapun jenisnya harus dilakukan secara hati-hati dan sesuai petunjuk. Untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida dapat dilakukan dengan cara menggunakan pestisida alami atau pestisida yang dibuat dari bahan-bahan alami. Misalnya, air rebusan batang dan daun tomat dapat dipakai dalam memberantas ulat dan lalat hijau. Selain contoh tersebut, masih banyak tumbuhan lain yang dapat bertindak sebagai pestisida alami, seperti tanaman mindi, bunga mentega, rumput mala, tuba, kunir, dan kucai.

B. Zat Aditif dalam Bahan Makanan

Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energi (karbohidrat dan lemak) dan untuk pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Selain itu, kita juga memerlukan makanan sebagai sumber zat penunjang dan pengatur proses dalam tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan air. Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat yang diperlukan oleh tubuh. Setiap hari, kita perlu mengonsumsi makanan yang beragam agar semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi. Hal ini dikarenakan belum tentu satu jenis makanan mengandung semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh setiap hari. Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang kita olah. Bisa kita perkirakan bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera untuk memakan sayur sop yang tidak digarami atau bubur kacang hijau yang tidak memakai gula. Dalam hal ini, garam dan

Image:kue  coklat.jpg

gula termasuk bahan tambahan. Keduanya termasuk jenis zat aditif makanan. Zat aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi masih banyak bahan-bahan kimia lain. Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain sebagainya (perhatikan Gambar 8.7). Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat: 1. memperbaiki kualitas atau gizi makanan; 2. membuat makanan tampak lebih menarik; 3. meningkatkan cita rasa makanan; dan 4. membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk. Zat-zat aditif tidak hanya zat-zat yang secara sengaja ditambahkan pada saat proses pengolahan makanan berlangsung, tetapi juga termasuk zat-zat yang masuk tanpa sengaja dan bercampur dengan makanan. Masuknya zat-zat aditif ini mungkin terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah terbawa oleh bahan-bahan kimia yang dipakai. Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: 1. zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat; 2 zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat. Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Zat aditif dalam produk makanan biasanya dicantumkan pada kemasannya, seperti terlihat pada Gambar 8.8.

1. Zat Pewarna

Pemberian warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Zat pewarna yang biasa digunakan sebagai zat aditif pada makanan adalah: a. Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, seperti

Image:zat  adiftig.jpg

ditunjukkan pada Gambar 8.9, warna cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun jati, dan warna kuning merah dari wortel. Karena jumlah pilihan warna dari zat pewarna alami terbatas maka dilakukan upaya menyintesis zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan-bahan kimia. b. Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia. Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama.

Beberapa zat pewarna sintetik bisa saja memberikan warna yang sama, namun belum tentu semua zat pewarna tersebut cocok dipakai sebagai zat aditif pada makanan dan minuman. Perlu diketahui bahwa zat pewarna sintetik yang bukan untuk makanan dan minuman (pewarna tekstil) dapat membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker). Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati ketika membeli makanan atau minuman yang memakai zat warna. Kamu harus yakin dahulu bahwa zat pewarna yang dipakai sebagai zat aditif pada makanan atau minuman tersebut adalah memang benar-benar pewarna makanan dan minuman.

Image:pewarna  sintetik.jpg

Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye merupakan zat bewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk mewarnai produkproduk yang tidak boleh terkena air atau produk yang mengandung lemak dan minyak.

2. Zat Pemanis

Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Zat pemanis alami. Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buahbuahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. Orang-orang yang sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung pemanis alami terlalu tinggi. b. Zat pemanis buatan atau sintetik. Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orangorang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam (lihat Gambar 8.12), dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan

Image:aspratam.jpg

yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garamgaram siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%. Walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang berlebihan karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.

Image:ralativ  aman.jpg

3. Zat Pengawet

Ada sejumlah cara menjaga agar makanan dan minuman tetap layak untuk dimakan atau diminum walaupun sudah tersimpan lama. Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara menambahkan zat aditif kelompok pengawet (zat pengawet) ke dalam makanan dan minuman. Zat pengawet adalah zatzat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/ jamur. Karena penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih dapat dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu, mungkin seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan beberapa tahun. Dalam makanan atau minuman yang dikemas dan dijual di toko-toko atau supermarket biasanya tercantum tanggal kadaluarsanya, tanggal yang menunjukkan sampai kapan makanan atau minuman tersebut masih dapat dikonsumsi tanpa membahayakan kesehatan, seperti ditunjukkan pada Gambar 8.13. Seperti halnya zat pewarna dan pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat pengawet buatan.

Image:kemasan  makanan.jpg

a. Zat pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan. b. Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat pengawet lain, yaitu natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat pengawet. Selain pengawet yang aman untuk dikonsumsi, juga terdapat pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Zat pengawet yang dimaksud, di antaranya formalin yang biasa dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan. Selain formalin, ada juga pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Pengawet yang dimaksud adalah pengawet boraks. Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal (perhatikan Gambar 8.14). Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya: a. gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit; b. gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat; c. terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan d. menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.

Image:boraks.jpg

Walaupun tersedia zat pengawet sintetik yang digunakan sebagai zat aditif makanan, di negara maju banyak orang enggan mengonsumsi makanan yang memakai pengawet sintetik. Hal ini telah mendorong perkembangan ilmu dan teknologi pengawetan makanan dan minuman tanpa penambahan zat-zat kimia, misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), ozon, atau pemanasan pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat sehingga makanan dapat disterilkan tanpa merusak kualitas makanan.

4. Zat Penyedap Cita Rasa

Di Indonesia terdapat begitu banyak ragam rempahrempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain. Melimpahnya ragam rempah-rempah ini merupakan salah satu sebab yang mendorong penjajah Belanda dan Portugis tempo dulu ingin menguasai Indonesia. Jika rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan cita rasa tertentu pada makanan. Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil sintesis: a. oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini; b. etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan; c. amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang; d. amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel. Selain zat penyedap rasa dan aroma, seperti yang sudah disebutkan di atas, terdapat pula zat penyedap rasa yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis masakan, yaitu penyedap rasa monosodium glutamat (MSG) seperti ditunjukkan pada Gambar 8.15. Zat ini tidak berasa, tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan di mana kepala terasa pusing dan berdenyut. Bagi yang menyukai zat penyedap ini tak perlu khawatir dulu. Kecurigaan ini masih bersifat pro dan kontra. Bagi yang mencoba menghindari untuk mengonsumsinya, sudah tersedia sejumlah merk makanan yang mencantumkan label “tidak mengandung MSG” dalam kemasannya. Pada pembahasan sebelumnya, kamu sudah mempelajari tentang pengelompokan zat aditif berdasarkan fungsinya beserta contoh-contohnya. Perlu kamu ketahui bahwa suatu zat aditif dapat saja memiliki lebih dari satu fungsi. Seringkali suatu zat aditif, khususnya yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contohnya, gula alami biasa dipakai sebagai zat aditif pada pembuatan daging dendeng. Gula alami tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemanis, tetapi juga berfungsi sebagai pengawet. Contoh lain adalah daun pandan yang dapat berfungsi sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada makanan. Untuk penggunaan zat-zat aditif alami, umumnya tidak terdapat batasan mengenai jumlah yang boleh dikonsumsi perharinya. Untuk zat-zat aditif sintetik, terdapat aturan penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai Acceptable Daily Intake (ADI) atau jumlah konsumsi zat aditif selama sehari yang diperbolehkan dan aman bagi kesehatan. Jika kita mengonsumsinya melebihi ambang batas maka dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Jika kita mengidentifikasi zat aditif yang dipakai dalam makanan/minuman, lihatlah kemasan pada makanan/minuman tersebut, kemudian buatlah tabel seperti Tabel 8.2 berikut.

Image:msg biasa.jpg

C. Zat Adiktif dan Psikotropika

Bahan-bahan kimia tidak hanya menyangkut bahanbahan kimia yang ada di rumah tangga, seperti pemutih, pembersih, dan zat-zat aditif makanan, tetapi juga zatzat yang dapat menimbulkan pengaruh negatif atau efek samping bagi kesehatan jika pemakaiannya disalahgunakan. Bahan kimia dimaksud di sini adalah kelompok zat kimia yang tergolong ke dalam zat adiktif dan psikotropika.

1. Zat Adiktif

Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi dalam 3 golongan, yaitu: a. Golongan I, narkotika hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi sangat tinggi untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan. b. Golongan II, narkotika untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan. c. Golongan III, narkotika untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.

a. Ganja

Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkoba dari golongan kanabionoid. Ganja terbuat dari daun, bunga, biji, dan ranting muda tanaman mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering, contoh pohon ganja dapat dilihat pada Gambar 8.16. Ganja dipakai dalam bentuk rokok lintingan, campuran tembakau, dan damar ganja. Tanda-tanda penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah, banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk, tetapi susah tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap cahaya. Tanda-tanda gejala putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu makan. Tandatanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tidak teratur, napas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa.

Image:ganja.jpg

b. Opium

Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga dengan sebutan candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil dari getah buah mentah Pavaper sommiverum (lihat Gambar 8.17). Opium mengandung lebih dari dua puluh macam senyawa. Morfin kali pertama diisolasi dari getah buah pada 1905 oleh Friedrich Seturner. Pada waktu itu, morfin digunakan oleh para tentara untuk menghilangkan rasa sakit karena luka atau menghilangkan rasa nyeri pada penderita kanker. Setelah itu, banyak tentara yang mengalami adiksi (efek ketergantungan). Pemakaian dosis morfin yang berlebihan dapat menyebabkan kematian.

Image:bunga  opium.jpg

Heroin merupakan senyawa turunan (hasil sintesis) dari morfin yang dikenal dengan sebutan putau. Kodein merupakan senyawa turunan dari morfin, tetapi memiliki kemampuan menghilangkan nyeri lebih lemah, demikian pula efek kecanduannya (adiksinya) lebih lemah. Kodein biasa dipakai dalam obat batuk dan obat penghilang rasa nyeri. Penggunaannya yang menyalahi aturan dapat menimbulkan rasa sering mengantuk, perasaan gembira berlebihan, banyak berbicara sendiri, kecenderungan untuk melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah, ukuran pupil mata mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir. Jika pemakaian obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap, kepala terasa berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah, badan menggigil, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis atau overdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut: tertawa tidak wajar, kulit lembap, napas pendek tersenggal-senggal, dan dapat mengakibatkan kematian.

c. Kokain

Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari narkotika. Kokain diperoleh dari hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca). Zat ini dapat dipakai sebagai anaestetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.

d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)

Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon digunakan sebagai zat penenang (sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur. Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat. Jika sudah kecanduan, kemudian diputus pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik, dan kejang-kejang.

Image:koka.jpg

Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul gejala gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi dosis tertentu dapat menimbulkan kematian.

e. Nikotin

Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Namun, orang biasanya mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat murninya, melainkan secara tidak langsung ketika mereka merokok. Nikotin yang diisap pada saat merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, bersifat karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko terserang kanker paru-paru (perhatikan Gambar 8.19), kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emphysema), risiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.

f. Alkohol

Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini sudah dikenal manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran. Alkohol yang terkandung dalam minuman dapat berasal dari hasil fermentasi bahan minuman itu sendiri (contohnya, alkohol yang terdapat dalam minuman hasil fermentasi sari buah anggur) atau sengaja ditambahkan ke dalam suatu minuman olahan. Semua jenis minuman yang mengandung alkohol (etanol), seperti pada Gambar 8.20 disebut minuman keras. Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman keras dikelompokkan menjadi golongan: 1) A, berkadar etanol 1–5 %; 2) B, berkadar etanol 5–20 %; dan 3) C, berkadar etanol 20–50 %. Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan muka kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian dihentikan maka akan timbul gejala gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak bicara sendiri.

Image:berakohol.jpg

2. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupu sintetik, bukan narkotika dan berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi dalam 4 golongan, yaitu: a. Golongan I, psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. b. Golongan II, psikotropika yang berkhasiat sebagai oba dan dapat digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. c. Golongan III, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan banyak digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan. d. Golongan IV, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan sangat luas digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi ringa mengakibatkan sindrom ketergantungan. Zat adiktif hampir semuanya termasuk ke dalam psikotropika, tetapi tidak semua psikotropika menimbulkan ketergantungan. Berikut ini termasuk ke dalam golongan psikotropika, yaitu LSD (Lysergic Acid Diethylamide) dan amfetamin. Penyalahgunaan kedua golongan psikotropika ini sudah meluas di dunia.

Image:LSD.jpg

a. LSD (Lysergic Acid Diethylamide)

LSD merupakan zat psikotropika yang dapat menimbulkan halusinasi (persepsi semu mengenai sesuatu benda yang sebenarnya tidak ada). Zat ini dipakai untuk membantu pengobatan bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa atau sakit ingatan. Zat ini bekerja dengan cara membuat otototot yang semula tegang menjadi rileks. Penyalahgunaan zat ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menderita frustasi dan ketegangan jiwa.

b. Amfetamin

Kita seringkali mendengar pemberitaan di media massa mengenai penjualan barang-barang terlarang, seperti ekstasi dan shabu. Ekstasi dan shabu adalah hasil sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin (perhatikan Gambar 8.22). Jadi, zat psikotropika, seperti ekstasi dan shabu tidak diperoleh dari tanaman melainkan hasil sintesis. Pemakaian zat-zat tersebut akan menimbulkan gejalagejala berikut: siaga, percaya diri, euphoria (perasaan gembira berlebihan), banyak bicara, tidak mudah lelah, tidak nafsu makan, berdebar-debar, tekanan darah menurun, dan napas cepat. Jika overdosis akan menimbulkan gejala-gejala: jantung berdebar-debar, panik, mengamuk, paranoid (curiga berlebihan), tekanan darah naik, pendarahan otak, suhu tubuh tinggi, kejang, kerusakan pada ujung-ujung saraf, dan dapat mengakibatkan kematian. Jika sudah kecanduan, kemudian dihentikan akan menimbulkan gejala putus obat sebagai berikut: lesu, apatis, tidur berlebihan, depresi, dan mudah tersinggung.

3. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika

Zat adiktif dan psikotropika akan memberikan manfaat jika dipakai untuk tujuan yang benar, misalnya untuk tujuan ilmu pengetahuan dan pelayanan kesehatan. Dalam bidang kedokteran, misalnya satu jenis narkotika diberikan kepada pasien yang menderita rasa sakit luar biasa karena suatu penyakit atau setelah menjalani suatu operasi. Contoh lain, satu zat jenis psikotropika diberikan kepada pasien penderita gangguan jiwa yang sedang mengamuk dan tak dapat ditenangkan dengan caracara lain. Jika pemakaian zat adiktif dan psikotropika dipakai di luar tujuan yang benar, itu sudah termasuk penyalahgunaan dan harus diupayakan pencegahannya. Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika sangat berbahaya bagi diri sendiri, keluarga, maupun kehidupan sosial di sekitar kita. Dampak negatif pemakaian zat adiktif dan psikotropika pada diri sendiri, yaitu rusaknya sel saraf, menimbulkan ketergantungan, perubahan tingkah laku, dan menimbulkan penyakit (jantung, radang lambung dan hati, merusak pankreas, dan berisiko mengidap HIV positif). Pada dosis yang tidak tepat akan mengakibatkan kematian. Dalam kehidupan sosial, penyalahgunaan pemakaian zat adiktif dan psikotropika, di antaranya: sering membuat onar atau perkelahian (misalnya, perkelahian pelajar), melakukan kejahatan (pencurian dan pemerkosaan), kecelakaan, timbulnya masalah dalam keluarga, dan mengganggu ketertiban umum.

Image:anfetamin.jpg

Kita semua harus berupaya untuk terhindar dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

a. Peran Anggota Keluarga

Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Kalangan remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan zat-zat tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawab membimbing anakanaknya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan. Karena ketaqwaan inilah yang akan menjadi perisai ampuh untuk membentengi anak dari menyalahgunakan obat-obat terlarang dan pengaruh buruk yang mungkin datang dari lingkungan di luar rumah.

Image:bahan bahan narkotika.jpg

b. Peran Anggota Masyarakat

Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat terlarang. Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal.

c. Peran Sekolah

Sekolah perlu memberikan wawasan yang cukup kepada para siswa tentang bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bagi diri pribadi, keluarga, dan orang lain. Selain itu, sekolah perlu mendorong setiap siswa untuk melaporkan pada pihak sekolah jika ada pemakai atau pengedar zat adiktif dan psikotropika di lingkungan sekolah. Sekolah perlu memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap siswa yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar narkoba.

d. Peran Pemerintah

Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas. Di samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama.

Image:obat  terlarang.jpg

Minggu, 18 Juli 2010

  • Go to fullsize image


    adenium fracass.be

    flickr.co

  • Go to fullsize image

    carnivorous plants bonsai and adenium

    lspeng

    flickr.com

  • Go to fullsize image

    adenium obsesum01 jpg

    450 x 371 | 30k
    gradinamea.ro
  • Go to fullsize image

    Adenium flowers jpg

    480 x 501 | 64k
    incasa.ro
  • Go to fullsize image

    adenium nursery main jpg

    780 x 380 | 579k
    adeniumgarden.com
  • Go to fullsize image

    obTaiwansm jpg

    592 x 400 | 72k
    adenium.tucsoncactus.org
  • Go to fullsize image

    Adenium multifl...st jpg

    800 x 600 | 66k
    adenium.cz
  • Go to fullsize image

    Nursery 1 jpg

    450 x 338 | 68k
    siamadenium.com
  • Go to fullsize image

    adenium png

    500 x 409 | 355k
    verdeblog.com
  • Go to fullsize image

    Adenium grafted 02 jpg

    1024 x 768 | 160k
    greenculturesg.com
  • Go to fullsize image

    Adenium grafted 04 jpg

    1024 x 768 | 169k
    greenculturesg.com
  • Go to fullsize image

    Adenium grafted 03 jpg

    1024 x 768 | 155k
    greenculturesg.com
  • Go to fullsize image

    Adenium grafted 08 jpg

    768 x 1024 | 144k
    greenculturesg.com
  • Go to fullsize image

    Adenium grafted 05 jpg

    1024 x 768 | 141k
    greenculturesg.com
  • Go to fullsize image

    Medium Large jpg

    500 x 309 | 84k
    siamadenium.com
  • Go to fullsize image

    200656162925 jpg

Sabtu, 17 Juli 2010

Hakikat Geografi


A. Ruang lingkup Geografi

Pengertian Geografi
Kata geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo dan graphein. Geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti tulisan. Secara umum geografi berarti tulisan tentang bumi. Istilah geografi pertama kali diperkenalkan oleh Eratosthenes dengan nama geographica.

Meskipun interaksi antara manusia dan lingkungannya merupakan inti kajian geografi, terdapat berbagai pendapat mengenai hakikat, konsep, dan batasan geografi.

Akan tetapi, meskipun terdapat berbagai perbedaan pandangan mengenai Geografi, tetapi semua ahli geografi sepakat adanya elemen-elemen yang sama sebagai berikut :

1. Geografi termasuk ilmu pengetahuan bumi dengan objek permukaan bumi sebagai lingkungan hidup manusiadan lingkungan tempat manusia dapat mengubah dan membangunnya.

2. Geografi memperhatikan persebaran manusia dalamruang dan hubungan manusia dengan lingkungannya.

Perkembangan Pandangan Geografi
Berdasarkan pengkajian dan analisis para ahli geografi, pandangan terhadap geografi mengalami perkembangan. Akan tetapi hingga saat ini studi geografi dibedakan menjadi dua :

1. Geografi Ortodoks
Adalah geografi yang bidang kajiannya suatu wilayah (region)dan analisis terhadap sistem sistematiknya. Terdapat empat kajian dalam geografi ortodoks, yaitu geografi fisik, manusia, dan teknik.

2. Geografi Terintegrasi
Merupakan kajian geografi dengan pendekatan terpadu, yaitu integrasi elemen-elemen geografi sistematik yang terdiri dari geografi fisik dan geografi manusia dengan geografi regional yang terdiri dari geografi regional zona dan geografi regional kultur.

Pendekatan Geografi

1. Pendekatan keruangan
Terdiri dari Pendekatan Topik, Pendekatan Regional dan Pendekatan Aktivitas Manusia.

2. Pendekatan Ekologi
Pendekatan Kompleks Wilayah

B. OBJEK STUDI GEOGRAFI
Objek Studi Material geografi
Merupakan Objek yang dipelajari dalam geografi, yaitu semua fenomena yang terdapat dan terjadi di geosfer, meliputi :
Litosfer
Hidrosfer
Atmosfer
Biosfer
Antrosfer

Objek Studi Formal Geografi
Terdapat tiga hal pokok untuk mempelajari objek formal dari sudut pandang kekurangan, yaitu sebagai berikut :
Pola persebaran fenomena di permukaan bumi.
Interaksi dan Integrasi antarfenomena
Perkembangan yang terjadi pada fenomena tersebut, baik dalam wilayah sendiri maupun antarwilayah.

C. PRINSIP GEOGRAFI

Di dalam studi geografi, prinsip geografi merupakan dasar untuk menguraikan, mengkaji, serta mengungkapkan fenomena, variable, factor-faktor, dan masalah geografi. Prinsip Geografi terdiri dari :
Prinsip Persebaran
Prinsip Interelasi
Prinsip Deskripsi
Prinsip Korologi

D. ILMU BANTU pada STUDI GEOGRAFI
Geomorfologi
Meteorologi
Klimatologi
Klimatologi
Antropogeografi, dll.

E. SARANA BANTU GEOGRAFI
Tabel
Peta
Diagram
Grafik

F. Manfaat Geografi
Geografi mempunyai landasan kuat untuk mempelajari setiap fenomena secara utuh dan menyeluruh demi kepentingan manusia.Fenomena geosferdipelajari untuk perencanaan, proses, dan keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu ahli geografi harus dapat menjelaskan fenomena yng terjadi di permukaan bumi secara objektif.
Ilmu dan sarana bantu geografi dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antar gejala di permukaan bumi dari berbagai aspek kehidupan, contohnya pertanian dan industry.
?Adenium obesum
A plant showing the swollen basal caudex
A plant showing the swollen basal caudex
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Tumbuhan
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Adenium
Spesies: A. obesum
Nama binomial
Adenium obesum
(Forssk.) Roem. & Schult.

Adenium atau Kamboja Jepang (nama kamboja jepang sendiri sebenarnya menyesatkan, karena dapat diidentikkan dengan kamboja, yang banyak ditemui di areal pemakaman. Sedangkan embel-embel kata jepang seakan-akan bunga ini berasal dari Jepang, padahal Adenium berasal dari Asia Barat dan Afrika) berasal dari daerah gurun pasir yang kering, dari daratan asia barat sampai afrika. Sebutannya disana adalah Mawar Padang Pasir (desert rose). Karena berasal dari daerah kering, tanaman ini lebih menyukai kondisi media yang kering dibanding terlalu basah. Disebut sebagai adenium, karena salah satu tempat asal adenium adalah daerah Aden (Ibukota Yaman).

Masyarakat Indonesia menamakan adenium sebagai kamboja jepang, mungkin dikaitkan dengan stereotype yang beredar. Contohnya buah-buahan yang besar biasa disebut sebagai Bangkok, sedangkan tanaman yang kecil-kecil biasa disebut Jepang, sehingga jika dahulu kala sudah ada Kamboja yang sosok tanamannya tinggi besar, maka begitu ada tanaman yang sosoknya kecil tapi mirip kamboja, disebutlah sebagai kamboja jepang.

Sebenarnya kamboja adalah jenis Plumeria, kerabat jauh dari Adenium. Beberapa perbedaan antara Adenium dengan Plumeria adalah sebagai berikut:

  • Adenium berbatang besar dengan bagian bawah menyerupai umbi, namun sosok tanamannya sendiri kecil dengan daun kecil panjang. Akar adenium juga dapat membesar menyerupai umbi.
  • Plumeria berbatang kecil memanjang tanpa bentuk umbi, dengan sosok tanaman yang besar dan dapat tumbuh tinggi, dengan bentuk daun panjang dan besar.

[sunting] Bentuk

Bunga Adenium

Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan diatas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun dapat membesar.

Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak.

Daun adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa bulu. Sedangkan bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing.

Ada 2 kelompok adenium, yaitu kelompok species (jenis asli), maupun Varietas (jenis hasil perkawinan dan persilangan yang dilakukan manusia untuk mencari bentuk baru). Beberapa species asli adenium contohnya Adenium arabicum, cirinya bentuk bonggol pendek dan besar, dengan banyak batang yang muncul dari atas bonggol tersebut. Bunganya berwarna paduan putih dan pink, kecil (diameter petal kurang dari 5 cm). Adenium obesum, cirinya bentuk bonggol besar dan agak memanjang keatas, satu batang tumbuh diatas bonggol, diatas batang muncul percabangan. Bunga berwarna paduan merah dan putih, berbunga besar (lebih dari 5 cm). Jenis-jenis species adenium lainnya adalah Adenium Socotranum, Adenium swazicum, Adenium somalense, Adenium bohemianum.

Seeds Price Arabicum Seedling RCN Cutting/Grafted Plant

View Adenium Obesum Flower Catalog

View Adenium Double Flowered Catalog

Thai Socotranum Seedling and Big Plant


Classification of Adenium Thai Socotranum Species

How to identify each type of Adenium Thai Socotranum is not easy even by experience Thai grower. Because of almost types are came from or a sub-type of Bangkla. And seedling of Bangkla always have characteristics transform from one to another patterns (Bangkla is like a Rock'N Roll, it never die). Things that used to indentify such as shape of caudex, branch style, inter-node (joint), root and overall plant forming. But details of leave and flower alway used to making a final decision when everything are obscure. Both Thai Arabicum and Thai Socotranum, almost names giving to each type are came from the place that original mother was founded. Here is guide line that I wrote from my little experience. Check out Seeds Price and MORE Picture of Plants!

What's about Thai Socotranum?
Note : There's many questions of how to identify and what is a differentiate between Adenium Thai Socotranum and arabicum. And there's some confusing between Thai Socotranum and true socotram. Thai Socotranum are not true socotranum despite that it is a plant mutate from arabicum. Read more from this example to know more the way that Thai Socotranum coming.


Mutate & Hybrid Adenium Gallery

Read more Read more about History and Available Hybrid Adenium in Thailand.



Thai Socotranum - Bangkla


Bangkla
Adenium Thai Socotranum - BangklaAdenium Thai Socotranum - Bangkla Adenium Thai Socotranum - BangklaAdenium Thai Socotranum - Bangkla Adenium Thai Socotranum - Fragrant BangklaAdenium Thai Socotranum - Fragrant Bangkla

Bangkla is a top level of Thai Socotranum hierarchy. Almost of Thai Socotranum are came from it such as Khao Hin Zon (KHZ), Diamond Crown (DC), Chada Petch (CHP), Petch Sothorn (PST - Compack Bangkla) etc. Bangkla (BKL) is suitable for whom like to learning in variety of Thai Socotranum. Because of seedling of it can grow up into various styles and also able to declare as a new type.

Gallery 1 2 3 4 5 6 7

Gene / Shortcut

  • dark green, shiny and fold up leave
  • some showing leave in silver
  • some have a little bit blue and green mixed
  • old leave have center bone in red
  • big, long and strong branchs
  • new branch alway upright
  • long inter-node gap except compact plant
  • some showing branchs in black color
  • flower in soft pink and fresh red
  • color of caudex usually in green and silver
  • diversified of root's style
  • Bangkla FlowerBangkla Flower

    Note that Another none comercial name of Bangkla is "Yak Nong Nhae". About the Golden Crown (GC), until now the history of it still in mystery. Some one said it came from Khao Hin Zon but the owner of GC's mother plant not thinking like that. He siad GC is absolutely differentiate from Khao Hin Zon (KHZ) and it's also sitting on the top of Thai Socotranum hierarchy.
    Example picture of Bangkla Seedlings
    Bangkla Seedling Bangkla Seedling Bangkla Seedling

    Thai Socotranum - Chada Petch


    Chada Petch
    Adenium Thai Socotranum - Chada Petch

    Chada Petch is one from many types that came from Bangkla. Its name is just given in year 2006 by Mr. Krit and Mr. Toi (Padriw). With the beauty of branchs, caudex's shape and color cause CHP start popular from that year until now (Jan 2009). CHP has some properties of arabicum combination with Thai Socotranum Bangkla such as fat and swollen base caudex, bush, symmetry and small branch and much flowers as arabicum RCN. And also has properties of Thai Socotranum too, caudex is grow up in vertical direction and have short inter-node of branchs. And flower's shape is similar to both.

    Gallery 1 2 3 4 5 6 7

    Gene / Shortcut

  • bright green (blue and green mixed), shiny and small leave
  • obviously clear of leave bone
  • much and short branchs and symmetry
  • new branch alway decline 20-50 degree from horizontal
  • short to medium inter-node gap
  • dark color of branch
  • flower in soft pink
  • color of caudex usually in silver and light brown
  • mostly caudex's shape look like a pagoda upside down or cylinder and short (like arabicum)
  • root always look like hillock or base of big tree
  • Chada Petch FlowerChada Petch Flower

    Note that Chada Petch is most popular among Thai grower in year 2007-2008. Due to the symmetry and much of branchs in nature. But right now almost Thai grower familiar with root adjustment technique including chemical apply as well. Then any type of Thai Socotranum can have much brachs as their need.

    Example picture of Chada Petch Seedlings
    Chada Petch Seedling Chada Petch Seedling Chada Petch Seedling

    Thai Socotranum - Diamond Crown


    Diamond Crown
    Adenium Thai Socotranum - Diamond CrownAdenium Thai Socotranum - Diamond Crown Adenium Thai Socotranum - Diamond CrownAdenium Thai Socotranum - Diamond Crown Adenium Thai Socotranum - Diamond CrownAdenium Thai Socotranum - Diamond Crown

    Diamond Crown (DC) is a sub-type of Bangkla. Just giving its a name to let it seem to be International plant (Thai say "Ko Inter"). As mentioned above, BKL can be grow into many types of Thai Socotranum. Then we classified any BKL's seedling that have characteristics as example pictures above to be Diamond Crown (DC). The other properties that we defined as DC are short and fat caudex, bush and decline a bit of branchs as coral. But flower of DC has round petal simimlar to Golden Crown (GC)..

    Gene / Shortcut

  • almost characteristics are the same as Bangkla
  • new branch alway decline 40-60 degree from horizontal
  • bush & balance branchs
  • flower in soft pink and round petal (as same as GC and diffrent from Bangkla)
  • short caudex
  • Diamond Crown FlowerDiamond Crown Flower

    Example picture of Diamond Seedlings
    usually as same as Bangkla Diamond Crown Seedling See Bangkla

    Thai Socotranum - Golden Crown


    Golden Crown
    Adenium Thai Socotranum - Golden CrownAdenium Thai Socotranum - Golden Crown Adenium Thai Socotranum - Golden CrownAdenium Thai Socotranum - Golden Crown Adenium Thai Socotranum - Golden CrownAdenium Thai Socotranum - Golden Crown

    Golden Crown (GC) is very expensive and popular among Thai and Indonesian Adenium lover. Because of the beauty of plant forming with bush, horizontal branchs direction and fat caudex. Why they are so expensive? Because of there's very few mother plants in market. The history of this mother plant is still mysterious until now. Many people believed it came from Khao Hin Zon (KHZ) but the owner of GC's mother plant refuse it absolutely. He siad GC is different from Bangkla totally and it's also sitting on the top of Thai Socotranum hierarchy. Why! GC is being the most popular plant among Thai growers. Because of branch of GC always lay down in horizontal direction by nature rather than upright direction as other types.

    Note that some flag of seedling of Khao Hin Zon. There's about 15-25% of seedling germination from the same pot can present plant's forming as GC. But this cannot confirm that GC is came from KHZ because of nature is indefinitely. Read more about Suay Pai Ked, this is an alternative definition of GC and KHZ.

    Gallery 1 2 3 4 5 6 7

    Gene / Shortcut

  • dark green, shiny and fold up leave
  • small, bending and bush branchs
  • much and short branchs and symmetry
  • new branch head towards in horizontal direction
  • short inter-node (joint) gap
  • flower in pale red
  • color of caudex usually in green, silver and light brown
  • mostly caudex's shape look like a fat pagoda upside down
  • root always look like hillock
  • Golden Crown FlowerGolden Crown Flower

    Example picture of Golden Crown Seedlings
    Golden Crown Seedling Golden Crown Seedling Golden Crown Seedling

    Thai Socotranum - Khao Hin Zon


    Khao Hin Zon
    Adenium Thai Socotranum - Khao Hin ZonAdenium Thai Socotranum - Khao Hin Zon Adenium Thai Socotranum - Khao Hin ZonAdenium Thai Socotranum - Khao Hin Zon Adenium Thai Socotranum - Khao Hin ZonAdenium Thai Socotranum - Khao Hin Zon

    Khao Hin Zon (KHZ) is a sub-type of Bangkla but have characteristics exactly different from Bangkla (BKL). Despite it have many things as same as Golden Crown (GC) such as bush and short branchs, fold up leave and branch style etc. The different characteristics are very short caudex, not much bending branch, new branch alway decline 10-60 degree from horizontal and the style of root that always look like crab legs.

    Gallery 1 2 3 4 5 6 7

    Gene / Shortcut

  • almost characteristics are the same as Golden Crown
  • new branch alway decline 10-60 degree from horizontal
  • bush and short branchs but not much bending branch
  • very short caudex
  • short inter-node (joint) gap
  • some showing branchs in black color
  • flower in soft pink and pale red and round petal
  • color of caudex usually in green, silver and light brown
  • mostly caudex's shape look like a cylinder
  • root always look like crab legs
  • Khao Hin Zon FlowerKhao Hin Zon Flower

    Example picture of Khao Hin Zon Seedlings
    Khao Hin Zon Seedling Khao Hin Zon Seedling Khao Hin Zon Seedling

    Thai Socotranum - Petch Baan Na


    Petch Baan Na
    Adenium Thai Socotranum - Petch Baan NaAdenium Thai Socotranum - Petch Baan Na Adenium Thai Socotranum - Petch Baan NaAdenium Thai Socotranum - Petch Baan Na Adenium Thai Socotranum - Petch Baan NaAdenium Thai Socotranum - Petch Baan Na

    Petch Baan Na (PBN) is the most popular among Thai Adenium lover until now. Because of the beauty of plant forming with bush and bending branchs like a coral, fat caudex and sweet color of flower. Furthermore Petch Baan Na always give much flowers more than any type of Thai Socotranum like Arabicum RCN (Ra-Chi-Nee-Pan-Dok). But there's very few plants that have a good plant forming. Because of PBN is very easy in cross polinating with Arabicum by insect but also difficult to get complete and healthy seeds pot.

    Gallery 1 2 3 4 5 6 7

    Gene / Shortcut

  • dark green and shiny leave
  • small, bending and bush branchs
  • much and short branchs and symmetry
  • new branch head towards in horizontal direction or decline
  • short inter-node (joint) gap
  • flower in soft pink
  • color of caudex usually in green, silver and light brown
  • mostly caudex's shape look like a fat pagoda upside down or cylinder
  • root always look like hillock
  • fast growing
  • Petch Baan Na FlowerPetch Baan Na Flower

    Note that PBN is sitting on top of Thai socotranum heirachy as same as Bangkla and S1 or Golden Bell (and may be including Golden Crown).
    Example picture of Petch Baan Na Seedlings
    Petch Baan Na Seedlings Petch Baan Na Seedlings Petch Baan Na Seedlings

    Mutational of Bangkla - Petch Morakod


    Petch Morakod
    Adenium Thai Socotranum - Petch MorakodAdenium Thai Socotranum - Petch Morakod Petch Morakod is a plant that growing from Bangkla's seedling. And why we give a new name to this plant? Because of it have some interesting properties that obviously differentiate from general Bangkla. It have characteristics combinating between Thai Socotranum Bangkla and Petch Baan Na. It have much flowers bloom, have symmetry and bush branchs as same as Petch Baan Na. The more interesting of this plant is it always give flower through the year (in Warm Climate like Thailand). This plant is very fast growing and almost of its seeding also have this property too. The shape of caudex like Petch Baan Na (Big and Fat) but have style of root as same as Bangkla and color of caudex alway in silver.

    Gallery 1 2 3

    Gene / Shortcut

  • dark green, shiny and fold up leave
  • big, long and strong branchs like Bangkla
  • new branch alway upright
  • medium inter-node gap
  • flower in sweet pink like fower of Petch Baan Na
  • flowering through the year
  • color of caudex usually in silver and some in green
  • root always look like hillock or base of big tree
  • very fast growing and big caudex
  • Petch Morakod FlowerPetch Morakod Flower

    Comparision of flower between Petch Baan Na, Bangkla and Petch Morakod. Petch Baan Na FlowerPetch Baan Na Flower Bangkla FlowerBangkla Flower

    Thai Socotranum - S1 (Golden Bell)


    S1 (Golden Bell)
    Adenium Thai Socotranum - S1 (Golden Bell)Adenium Thai Socotranum - S1 (Golden Bell) Adenium Thai Socotranum - S1 (Golden Bell)Adenium Thai Socotranum - S1 (Golden Bell) Adenium Thai Socotranum - S1 (Golden Bell)Adenium Thai Socotranum - S1 (Golden Bell)

    S1 or Golden Bell, "S" is a starting letter of name of the owner of original plant - Mr. Suwat. S1 is not a sub-type of Bangkla as many type. Instead of it is the one that sitting on top of Thai Socotranum hierarchy as same as Bangkla and Petch Baan Na (and may be including Golden Crown). And they are also came to Thailand by hand carry from the same area as same as other Thai Socotranum - Jizan, Saudi Arabia. S1 (Golden Bell) have some interesting properties like Bangkla. Seedling of S1 can have its characteristics different from mother plant and able to define as a new type too.

    Gallery 1 2 3 4 5 6 7 8

    Gene / Shortcut

  • big and thick dark green, shiny and fold up leave
  • show obviously line in leave
  • much and long branchs and unsymmetry
  • new branch alway upright
  • long inter-node gap
  • small size of flower, beauty and sweet similar to RCN flower
  • S1 often give flower in dark pink to fresh red and round petals
  • color of caudex usually in green and silver
  • mostly caudex's shape look like a fat pagoda upside down
  • root always look like hillock
  • S1 FlowerS1 Flower

    Red S1 FlowerRed S1 Flower

    Note that Flower of S1 is so sweet and smallest when compare with other type of Thai Socotranum and similar to flower of Arabicum RCN (Ra-Chi-Nee-Pan-DOk) as picture here. Arabicum RCN FlowerArabicum RCN Flower
    S2 is another type beyond S1. It has almost properties as same as S1. But there've leave and branch smaller than S1 and give much more flower than S1. Vice versa Flower of S1 is more darker than S2.

    MAGIC S1 Why we name it "Magic S1"? It is a Thai Socotranum S1 or Golden Bell that have very special property that almost of Adenium don't have. It can pollinating by itself and also very easily to happen!.

    Example picture of S1 Seedlings
    S1 - Golden Bell Seedlings S1 - Golden Bell Seedlings S1 - Golden Bell Seedlings

    Thai Socotranum - Suay Pai Ked


    Suay Pai Ked


    Adenium Thai Socotranum - Suay Pai Ked

    Gene / Shortcut

  • It's characteristics combination between Golden Crown and Bangkla
  • new branch alway decline 10-60 degree from horizontal
  • bush and long branchs but not much bending branch
  • long and fat caudex
  • short inter-node (joint) gap
  • flower in soft pink and pale red
  • color of caudex usually in green, silver and light brown
  • root always look like hill rock
  • WHAT IS SUAY PAI KED? (SPK) Reverse back to 20++ years ago since the first Thai Socotranum plant came to Thailand. We name this plant as "Dumri Sitthichoke (DRS)" (refer to surname of the plant's owner, Mr. Nhoom). From this original plant, it give 91 seedlings and almost of Thai Socotranum varieties are grow up from these 91 seedlings. In the other hand, master plant of BKL, KHZ, CHP and SPK are came from these 91 seedlings of DRS. The name Suay Pai Ked came from the mother plant that locate at Leoy province near border between Thailand and Lao.


    Cutting branchs of DRS and these 91 seedlings are the most wanted by Thai collectors until now. Because of they have unstable of genes that able to mutate to many types such as Bangkla (BKL), Khao Hin Zon (KHZ), Chada Petch (CHP) and SUAY PAI KED (SPK). And there have 2 varieties that have unstable of genes as DRS. They are BKL and SPK. The varieties that mutate from Bangkla such are Diamond Crown (DC) and Chada Petch. And SUAY PAI KED is able to mutate to Khao Hin Zon and Golden Crown (GC).


    To consider a number of Thai Socotranum varieties in Thai market. Bangkla and Chada Petch are much more plentiful in market than any type. Due to they are easy to pollinating and well keeping of their seeds pot. S1 and S2 are also don't have much in Market due to they are not much popular. Petch Baan Na and Khao Hin Zon are moderately in market stock. But Suay Pai Ked is very rare because of it was distributed very less in the past unlike Bangkla and Khao Hin Zon that people seem enthusiastic to find them at the early of market bloom.

    Gallery 1 2 3 4 5 6 7 8 9


    Note that, as widely approval from many Thai growers, seedling of SPK always have forming of plant better than KHZ. That why many people don't belive GC is an independent from Bangkla family.

    Thai Arabicum - Bang Ra Chan Dum V.S. Petch Intra


    Bang Ra Chan Dum V.S. Petch Intra
    Adenium arabicum - Bang Ra Chan DumAdenium arabicum - Bang Ra Chan Dum Adenium arabicum - Bang Ra Chan DumAdenium arabicum - Bang Ra Chan Dum Adenium arabicum - Bang Ra Chan DumAdenium arabicum - Bang Ra Chan Dum

    Bang Ra Chan Dum (BRCH), this mother plant came to Thailand since 8 years ago from Gizan, Saudi Arabia. This variety is not declared as Thai Socotranum among Thai Adenium growers. Despite it is an arabicum. But why I raise it to being in this page? Because of it have many characteristics look like and have some properties similar to Thai Socotranum. (How T.Socotranum coming) For example, over looking of plant forming are combination between Thai Socotranum and arabicum. It have much and bush branchs, branchs always decline instead of upright direction, short inter-node gap in nature, caudex growing in both vertical and horizontal direction, very slow growing. But it have leave, flowers and caudex's shape like arabicum. The most interesting properties of this variety is very very big caudex and have color of branch in dark or black. Color of small seedlings are varies from light green to black. But when they grow up the color become lighter or brown as pictures showed.

    Gene / Shortcut

  • leave and flower are as same as generic arabicum
  • much and short branchs and short inter-node gap
  • new branch alway decline unlike generic arabicum
  • branchs can be unsymmetry and symmetry
  • color of seedling can be dark to solid black
  • color of caudex of big plant usually in dark brown
  • very big caudex and have much of sub-root
  • root always look like hillock or base of big tree
  • Bang Ra Chan Dum FlowerBang Ra Chan Dum Flower


    Note that, there've more interesting topic about this variety. The second generation seedling (F2) of Bang Ra Chan Dum (BRCH) are totally differentiate with the first generation seedling (F1) of BRCH. And we named the F2 seedling as " Petch Intra " (PIT). Because of over looking of PIT are look like Thai Socotranum rather than arabicum. But the leave still as same as arabicum. From this example may be we can imagine the way of how Thai Socotranum developed or mutate from arabicum plant.

    Example picture of Bang Ra Chan Dum Small Plant
    Bang Ra Chan Dum Bang Ra Chan Dum Bang Ra Chan Dum

    Comparison between of Petch Intra (seedling of the seedling of BRCH) and BRCH Seedling
    Bang Ra Chan Dum Seedlings (BRCH) Petch Intra Seedlings (PIT) Petch Intra Seedlings (PIT)

    Bangkla - Black Branch
    Adenium Thai Socotranum Bangkla - Black Branch